Sunday, 27 December 2015

Merintis ternak kelinci Hias


Alhamdulillah, mulai tahun ini kami juga mulai mencoba berternak kelinci hias. Jenis-jenis kelinci Hias yang kami kembangkan meliputi kelinci Holland Lop, kelinci Fuzzy Lop, Flemish Giant, dan Rex ( bulu karpet). Sayangnya, khusus untuk kelinci hias, lokasi kandang kami masih berdomisili di Kota Malang. Saya Pribadi selaku admin dari Blog ini adalah Putra dari Bapak Watroep yang menetap di kota Malang. Melihat Prospek kelinci hias yang sangat ramai, saya yang semula hanya membantu pemasaran dari hasil ternakan kelinci pedaging yang dikelola bapak di Tuban, lama kelamaan juga mulai tertarik menggeluti dunia perkelencian.

Adapun perbedaan kelinci hias dengan pedaging adalah kalau kelinci hias, prospek utamanya adalah ke kemurnian ras dan kualitas dari kelinci itu sendiri. Di indonesia sendiri lebih banyak ras silangannya daripada ras murni, tidak heran jika ras murni ini nilainya bisa mencapai jutaan rupiah jika diikuti dengan kualitas yang bisa dilombakan.

Menilai kualitas kelinci hias, umumnya yang paling dominan bisa dilakukan dalam 2 hal. Yakni adalah menilai keseimbangan body (proporsional Badan) dan yang ke dua adalah Bulu. Tentu saja 2 hal yang saya utarakan tersebut tidak cukup untuk menjelaskan sepenuhnya tentang kelinci hias, mengingat dalam prakteknya penilaian kelinci hias ini cukup rumit.

Untuk kelinci Pedaging, tentu saja poin yang paling menonjol untuk dinilai adalah dari berat badan. Berat badan rata-rata di atas 3kg masih banyak dibutuhkan dalam dunia pemasaran kelinci pedaging. Umumnya para tengkulak mempunyai syarat untuk kelinci pedaging yang dijual, minimal berat badannya harus 2kg.  Dan semakin berat harganya, maka akan semakin bagus pula harganya.


Sunday, 6 December 2015

Daging Kelinci Solusi Gizi Bagi Masyarakat kelas Bawah

Di sini saya mangajak anda untuk maju, berifikir Logis dan Pintar dalam menghadapi segala masalah kehidupan modern yang serba mahal saat ini. Tidak bermaksud menggolong-golongkan, memang kalau di pikirkan, saat ini banyak dari teman kita yang kehidupannya cukup mampu atau berlebih dalam hal perekonomiannya. Membeli HP, Laptop, Motor atau bahkan Mobil sudah hampir sangat mudah sekali. Jika kita tinggal dilingkungan masyarakat yang serba berkecukupan (lingkungan Kota misalnya), tentu kita tidak akan menyadari bahwa ternyata diluar lingkungan Kita, terutama lingkungan desa pedalaman ternyata masih banyak saudara kita yang untuk makan enak saja masih susah. Jangankan membeli daging, membeli ikan segarpun sudah terasa sangat mahal sekali. Kehidupan sehari-harinya masih sering makan dengan lauk telur atau ikan asin. Jangankan masyarakat kelas bawah, masayarakat kelas menengah saja masih merasa harga daging sapi dan kambing mahal, dan jarang2 membelinya.

Selain untuk kenikmatan rasa , kebutuhan daging bagi kita sangat penting karena dapat mencukupi kebutuhan gizi tubuh kita. Jadi jangan sampai kita tidak makan daging, karena masih banyak alternatif daging yang lebih murah atau bahkan lebih sehat, dan tentu saja Halal. Alternatif yang saya maksud di sini adalah daging kelinci.

Tahukah anda bahwa masa bunting/kehamilan kelinci hanya 1 bulan, dan tiap beranak rata adalah 6-8 ekor. dalam kondisi tertentu bahkan bisa beranak hingga 12 ekor. Dalam umur 3-4 bulan, ukuran kelinci ini juga sudah cukup layak untuk di ambil dagingnya dengan rata2 berat 2kg. Umur bisa kawin mulai 5bln atau beranak pada umur 6bln. Dengan melihat kecepatan perkembangbiakkan dan pertumbuhannya, sangat mudah bagi kita untuk bisa mendapatkan asupan daging perminggu dengan modal awal sepasang saja. Modal sepasang kelinci siap kawin, dengan estimasi harga paling murah adalah 150rb (jk mengabaikkan jenis dan kualitas) dan makanan yang paling murah adalah rumput liar (alias gratis). Dengan modal awal 150rb dan dengan pemeliharaan yang benar, kita sudah bisa mendapatkan keuntungan makan daging gratis setiap minggunya ( setelah memperbanyak indukkan dari perkembang biakkannya). Setiap hari makan daging kelincipun bisa jika anda selalu memperbanyak indukkannya, namun tentu saja jika anda tidak "mblenger" (puas/bosan).

Apakah jika kita memelihara kambing bisa seperti ini? modal sepasang kambing siap kawin saja rata2 3-4jt. Apakah perkembangbiakkanya cepat? bagaimana pertumbuhannya? lalu bagaimana kalau memelihara sapi? ya anda pasti bisa berfikir sendiri.

Dan satu lagi catatan yang saya ingin tambahkan di sini, daging kelinci sangat enak jika di masak kare atau rica-rica, jadi jangan di sate melulu. Perbanyaklah inovasi dalam mengolah daging kelinci ini, jangan terpakem dengan yg sudah umum.

NB: Mungkin ada yang gak tega makan daging kelinci dgn alasan kasihan, dll. Sebaiknya anda perlu merubah pola pikir ini, karena jujur saya jika melihat dengan mata kepala sendiri pada saat Ayam, kambing, sapi di sembelihpun juga sama gak teganya, apalagi jika peliharaan sendiri. Beberapa dr mereka juga mengeluarkan air mata. Oleh karena itu, saya sebisa mungkin menyuruh kepada ahlinya utk penyembelihan dan tidak melihatnya. Dan Tidak tega bukan berarti menjadikan saya tidak doyan makan daging ayam,kambing, dan sapi.